Seluruh pemain dan official tim Kendal 41ers terlihat masuk ke dalam sebuah bus besar berwarnya biru putih. Wajah-wajah mereka terlihat bahagia dengan senyuman yang tak henti-hentinya menghiasi wajah yang kelelahan. Bukan, bukan untuk mudik bersama, tapi untuk menuju RS dr. Soewandi Kendal untuk menjenguk rekan mereka Da'i Fredly yang masih harus menjalani perawatan pasca cedera engkel 3 minggu yang lalu. Meskipun tidak tampil dalam babak playoff karena mengalami cedera, tetapi kontribusi Da'i Fredly sangat besar untuk Kendal 41ers dengan sumbangan poin per game rata-rata 27,2 hanya kalah tipis dari Ubaldo Recoba yang berhasil mencetak 28,2 ppg di IBBL.
Sesampainya di rumah sakit, seluruh pemain langsung turun dan membawa Piala pertama dalam sejarah Kendal 41ers setelah malam ini berhasil menjadi juara IBBL setelah mengalahkan musuh sekota Kendal Rock City melalui pertarungan alot hingga game ketiga. Hasil akhir 124 - 114 106 - 140 107 - 119 akhirnya membawa Kendal 41ers menjadi tim terbaik IBBL musim ini meskipun di musim reguler hanya menempati peringkat 3 total di bawah KRC dan Feccesh.
Melihat keramaian yang terjadi, akhirnya pihak rumah sakit memutuskan untuk membuat sebuah ruangan khusus sebagai tempat konferensi pers agar para wartawan tidak menggangu pasien lain yang sedang beristirahat. Mulat Mugianto masuk pertama kali, disusul oleh Aksan Mustafa dan Gianluigi Manasseri yang mendorong Fredly di kursi roda. Setelah semua pemain masuk, tanya jawab pun dimulai dan suasana menjadi ceria saat para pemain menjawab dengan kocak pertanyaan dari para wartawan. "Gak ada strategi khusus, saya hanya berlari-lari di lapangan untuk mengganggu konsentrasi lawan." jawab Mulat dengan tertawa lebar saat ditanya wartaman mengapa dia tidak banyak mencetak poin. Peter Temm pun tak kalah kocak saat menjawab "saya mencetak banyak poin karena Mulat tidak mau menembak" kelakarnya saat ditanya tentang penampilannya di partai final. Di akhir wawancara tak lupa anggota tim 41ers mengucapkan terima kasih kepada seluruh penggemar yang sudah setia untuk mendukung mereka meskipun harus menunggu hingga 15 musim untuk mendapatkan Piala pertama mereka.
Perjalanan tidak selalu mulus, seringkali rasa frustasi karena gagal mencetak angka membuat akhir pertandingan menjadi berbalik arah. Tetap fokus untuk meraih kemenangan adalah kuncinya, namun patut diingat bahwa kemenangan bukanlah segala-galanya karena kita bermain basket bukan untuk menang, namun untuk sekedar bersenang-senang.
-sionk-
Manajer Kendal 41ers, Juara IBBL Musim 20.